Sabtu, 04 Februari 2012

~ Gereja Berubah Menjadi MASJID ~



Sebuah Gereja di Belanda Berubah Menjadi Salah Satu Masjid Terbesar
di Eropa



Kaum muslimin di Belanda berusaha keras untuk mewujudkan Masjid an-Nashr di kota Routerdam dalam penampilan barunya setelah diumumkan adanya sebuah proyek besar untuk renovasi bangunan yang asalnya adalah sebuah gereja yang berhasil dibeli oleh minoritas muslim dari pengurus gereja.
Panitia pembaharuan masjid berkeinginan untuk menjadikan masjid tersebut sebagai masjid terbesar di benua Eropa, serta ingin menambahkan bangunan-bangunan lain untuk penyempurnaan fungsi masjid sebagai lembaga sosial dan kebudayaan di samping fungsinya sebagai tempat peribadatan.
Ali at-Tasyi, Direktur Yayasan Masjid an-Nashr menjelaskan bahwa masjid akan mengalami pembaharuan dalam penampilan dan pelebarannya setelah beberapa pihak tertentu pada tahun-tahun terakhir ini menutup sebagian lokasi masjid karena rapuh dan hampir runtuh.

At-Tasyi menambahkan: “25 tahun yang lalu kami mampu membeli bangunan tersebut seharga setengah juta Euro, dan bangunan masjid ini dulunya adalah sebuah gereja, lalu kaum muslimin membelinya pada tahun 1982.”
Demikianlah telah diumumkan bahwa sejumlah LSM mengunjungi masjid tersebut tentang persiapannya untuk saling membantu dan bekerja sama dengan yayasan masjid dalam renovasi dan perluasan yang keduanya akan memakan biaya lebih dari sepuluh juta Euro.

Pemusatan kaum muslimin Belanda terhadap urgensi fungsi masjid dalam kehidupan minoritas muslim, serta sebagai penopang hubungan dengan komunitas lain, datang setelah keputusan pemerintah Belanda untuk mewajibkan pelarangan pemakaian cadar secara merata di seluruh tempat umum. Yang demikian menjadikan Belanda adalah Negara Eropa pertama kali yang mengambil keputusan seperti ini, dengan klaim bahwa penutup wajah membentuk sebuah ancaman teroris, atau dengan kata lain identik dengan teroris.
Perlu disebutkan bahwa sebuah harian nasional milik umat Kristiani menyebutkan dengan terang-terangan bahwa Eropa baru telah muncul, dan seolah-olah ia mencampakkan orang-orang Nasrani. Gereja-gereja kosong dan roboh mengubur dirinya. Gedung-gedung yang bersejarah dijual dengan harga yang sangat murah untuk dirubah menjadi apartemen tempat tinggal, restoran, dan fungsi ibadah agama selain Nasrani. (AR)*


Oleh: Abdul Bari al-Hamd (seorang da’i di Belanda)
Sumber: Majalah Qiblati edisi 7 tahun II

Tidak ada komentar:

Posting Komentar