Kamis, 09 Februari 2012

~** Obat Patah Hati **~



Patah hati itu sakit. Sudah pasti.

Akankah kita berhenti sampai di sini? Padahal dunia terus berputar dan berjalan, tak peduli kita patah hati atau tidak.

Coba sejenak lihat dan tatap dunia luar sana. Ah, aneh-aneh saja sih permintaan saya ini. Jangan protes, dicoba dulu. Siapa tahu ini juga bisa sedikit membantu kita untuk keluar dari kubangan patah hati. Apa kita mau patah hati terus? Menangis terus? Menyesali nasib kita terus? Ah, saya yakin tidak.
Kita yang sedang sakit karena penolakan ini ya sudah seharusnya tetap berjuang. kembali ke jalan yang lurus, yaitu hidup yang penuh optimisme. eng, ing , eng. kok mudah banget siy diucapkan, menjalaninya itu yang tidak mudah. Ya iyalah, kalau mudah sih, tak perlu saya mencari obatnya di blog ini. Tapi saya juga butuh dukungan anda. Tak bisa saya mencari obat sendiri. dengan sharing dan berbagi di sini, kita akan lebih kuat melangkah.


Yup, kalau kita renungkan. Ehm.. pernah lho saya punya pengalaman jatuh ke dalam lubang patah hati versi sebelumnya. BUkan penolakan cinta waktu itu. tetapi penolakan proposal skripsi. Waduw sakit rasanya.
Saya tinggalkan, mencoba menghindari. Menyibukkan diri dengan aktivitas lain. Sama sekali tidak menyentuh skripsi setahun lamanya. Gila tidak? Setelah saya sadar, saya justru heran dengan kegilaan yang pernah saya alami. Itulah anehnya kita. Saat patah hati kita tidak merasa diri kita menjadi “aneh”. setelah sembuh barulah sadar kalau kita pernah jadi orang “aneh”. He he he.. wajarlah. Orang gila tak mungkin menyebut dirinya gila bukan?


Jadi kalau kita masih bisa menyadari kalau kita ini patah hati itu bagus. Justru awal dari kesembuhan. Sudah ada setitik cahaya terang, walo masih tetap remang-remang.
Ya, stadium penyakit patah hati akan semakin parah bila kita masih mengindari, menolak, tidak menyadari kalau kita sendiri sedang patah hati. Gawat ini!!!
Dalam kondisi stadium lanjut ini kita akan melarikan diri dari realita. Coping (cara mengatasi) rasa patah hati pun bisa tidak rasional. Misalnya: bunuh diri. waduh.. parah banget.
Kalau yang kronis tapi tidak terlihat nyata jadi seorang “pematah hati”. Artinya.. dia menjadi puas bila bisa membuat patah hati orang lain. Duh, gawat ini. Tak percaya lagi dengan lawan jenis, bisa menjadi lesbi atau homo. waduh.. kok makin parah aja niy.. Saya jadi takut untuk melanjutkan ide yang tiba-tiba mengalir dalam otak saya ini.

Jadi, saya senang bila kita masih menyadari patah hati kita dan berusaha menyembuhkannya dengan cara yang baik. Agar tidak berlanjut menjadi patah hati yang kronis.
Cara mengobati patah hati:


1. Menyadari bahwa diri kita sedang patah hati, jangan merasa sok tidak patah hati, padahal hati kita menangis darah. Belagu itu! Patah hati itu emang sakit bro! Ga usah di dramatisir lagi, tar tambah parah dech.

2. Menyadari, patah hati itu bisa menimpa siapa saja tanpa pandang bulu, derajad, pangkat, status sosial, usia etc. Jadi wajar saja bila suatu saat bisa menimpa diri kita.

3. Berusahalah untuk mengobatinya. Cari dokter patah hati ya? =)

a. Ambil sejumput niat lurus untuk menyembuhkan patah hati.
Bismillah dulu ya.. (syukur-syukur ada teman curhat dan
bisa membantu, menemani penyembuhan patah hati kita)

b. Ambil sepucuk daun muhasabah (evaluasi diri)
Coba ingat-ingat kesalahan, kekurangan,
kesombongan yang kemungkinan besar menjadi faktor
ditolaknya harapan atau cita-cita kita oleh Allah

c. Memperbanyak istighafar, taubat agar dosa-dosa kita
berguguran. Bisa jadi rasa sakit karena patah hati adalah
upaya Allah untuk menegur kita agar kembali dan mendekat
padaNya. Ada yang salah dari diri kita dan itu yang perlu kita
benahi.
Dengan istighfar maka akan membuka pintu kesadaran kita
yang selama ini mungkin terkunci oleh debu-debu dosa. Jika
kita jarang membersihkan, maka debu-debu itu akan menebal.
Otomatis kepekaan hati kita akan kebenaran juga berkurang.

d. Yakinlah bahwa semua ada hikmahnya. Bila saat ini belum kita
ketahui, mungkin seiring berjalannya waktu kita akan
menemukan hikmah itu. Huznudzon (positif thinkinglah sama
ketentuan Allah).
Dan positi thinking ini berbanding lurus
dengan keimanan kita. Bila kondisi iman kita baik, Insya Alloh
kita akan bisa tetap menjaga huznudzon kita pada Allah.
Tetapi bila kondisi kita sedang futur (iman lagi turun), maka
bisa jadi huznudzon kita berangsur-angsur melemah, bahkan
berubah menjadi suudzon (negatif thinking) dengan Allah.
Bahaya itu! Bukankah “ALLAH SESUAI DENGAN PRASANGKA
HAMBANYA”. Jadi jagalah agar kita senantiasa punya
prasangka baik/positif thinking/huznudzon pada kehendak dan
ketentuanNya. Oke???

e. Menyibukkan diri dengan aktivitas yang bermanfaat. Biarkan
waktu yang akan menyembuhkan luka. Sampai kita
menemukan hal lain yang Insya Allah akan lebih baik untuk
kita.


INgatlah Hanya Allah saja yang Maha Tahu Baik Tidaknya sesuatu untuk Kita.. Boleh jadi kita menyukai sesuatu padahal itu buruk untuk kita dan boleh jadi kita tidak menyukai sesuatu padahal itu baik untuk kita. Pandangan manusia terbatas. Belajarlah untuk Ikhlas atas segala ketentuanNya..

3 komentar: