Rabu, 25 April 2012

Bunda





~~~`**~~~ Engkau Ajariku Sesuatu Hal yang Baru, Bunda…***~~~~~


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Baru saja saya menyaksikan sebuah acara di salah satu stasiun televisi, dan rasanya, saya perlu untuk membagikan apa yang saya dapatkan dari tayangan itu kepada anda semua, terutama kepada mereka, yang sama dengan saya, kaum perempuan…

Subhaanallah, perjuangan seorang perempuan yang terlahir dari tengah-tengah keluarga sederhana. Seorang perempuan yang kini akrab dengan sapaan “bunda” oleh para mutiara-mutiaranya yang telah merasakan kilauan yang beliau pancarkan.

Sejak kecil, beliau dididik oleh kedua orang tuanya untuk dapat hidup bersosialisasi dan memiliki jiwa sosial yang tinggi. Rumah mereka yang cukup sederhana itu harus menjadi semakin sempit karena kedua orang tuanya menampung beberapa orang anak dhuafa di rumah mereka. Namun beliau, yang saat itu masih berusia sangat muda tetap mau menerima keberadaan anak-anak dhuafa itu dengan senang hati.

Tampaknya jiwa sosial yang dimiliki oleh kedua orang tua beliau turun kepada beliau. Hal itu terbukti dengan peran beliau yang turut melanjutkan peran orang tuanya dalam menampung anak-anak dhuafa yang kurang mampu. Dan, satu hal yang menakjubkan, tempat penampungan itu kini telah beralih menjadi sebuah Sekolah Pendidikan Islam yang menjadi tempat menuntut ilmu bagi mereka, yang sebenarnya memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan.

Bunda yang tampak tenang dan bersahaja ini semula adalah seorang lulusan S2 jurusan Manajemen Bisnis, namun kini beliau melanjutkan sekolahnya kembali dengan mengambil S1 jurusan psikologi. Saat ditanyakan mengapa beliau mengambil jurusan tersebut, jawabnya singkat: “Karena kehidupan saya tidak terlepas dari berhubungan dan mengurusi banyak orang, maka saya mengambil jurusan ini agar saya dapat memahami mereka, sehingga saya tidak salah dalam mengambil keputusan…” begitu kurang lebih ujar beliau singkat.

Sesekali kamera yang ditujukan dalam acara itu menuju kepada para penonton yang tiada lain sebagian besar adalah kaum perempuan, dan tentunya, para anak didik dari Sekolah Pendidikan Islam yang beliau dirikan. Satu pemandangan yang membuat saya haru saat itu, mereka, para mutiara-mutiara yang telah beliau didik dengan begitu banyak perjuangan, menitikan air mata. Ada cinta dan ketulusan yang terpancar dari wajah mereka.

Setiap perjuangan pasti menuntut pengorbanan. Itu yang dapat saya simpulkan dari perbincangan bunda dengan seorang pembawa acara pada tayangan tersebut. Ya, perjuangan beliau dalam memperjuangkan tempat penampungan anak-anak dhuafa yang saat ini telah berkembangan menjadi Sekolah Pendidikan Islam bukan tanpa pengorbanan. Beliau membagikan dua buah modal yang dapat kita petik pelajaran darinya, yaitu sabar dan ikhlas. Ya, sabar dalam menghadapi segala cobaan yang harus dihadapi dalam mempertahankan apa yang tengah kita perjuangkan. Dan ikhlas, agar segala yang kita lakukan tetap tertuju kepada keridlaan Allah SWT. Ucap beliau di sela-sela pembicaraannya: “Yakinlah bahwa Allah itu ada bersama kita jika kita terus mendekatkan diri kepada-Nya dan terus beribadah kepada-Nya…”.

Itulah sosok beliau, sosok seorang bunda yang tampak tenteram dan mampu membuat air mata saya ‘tak terbendungkan saat mendengar perjalanan hidup beliau. Di akhir pembicaraan, beliau memberikan sebuah amanat untuk para kaum perempuan, ujar beliau: “Kawan-kawanku, para kaum perempuan, marilah kita terus mengembangkan diri kita untuk terus menjadi lebih baik. Jadilah perempuan yang berkualitas agar kelak terlahir para generasi yang berkualitas. Karena masa depan bangsa ini ada di tangan kita, kaum perempuan…” begitu kurang lebih ucap beliau, haru.

Kini, senyum dan air mata bahagia beliau mengalir seiring dengan cinta dan kasih sayang dari mereka yang telah sama-sama merasakan kelembutan beliau dan melihat perjuangan beliau. Beliau telah membuktikan bahwa bukan tidak mungkin, akan terlahir para Aisyah-Aisyah yang baru. Aisyah-Aisyah yang hidup di zaman modern, dengan kecerdasan dan kedekatan diri mereka dengan Allah. Bukankah kita semua adalah banaat Aisyah (putri-putri Aisyah)…? Maka, mengapa kita tidak belajar untuk menjadi seperti Aisyah…??!!

Semoga bermanfaat buat kita smua dalam hidup dijaman yang modern ini dan jadilah Aisyah diakhir jazam buat para kaum hawa...dan tuk kaum adam bisa menjadikan ataupun memberikam motivasinya pada kami kaum hawa.....silahkan saling berbagi bila dirasa artikel ini bermanfaat,tak lupa salam santun ukhuah fillah penuh damai tuk smua sahabat fillah......^_^

by:shalsyabela_________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar