Senin, 23 April 2012

Karena cinta-Nya part 2




Karena Cinta Adalah Anugerah-Nya yang Agung… (Bagian 2)



Waktu terus berjalan membawanya dalam sebuah perjalanan yang indah… Dua tahun lebih  sang akhwat tinggal di perantauan itu. Hingga tibalah waktu untuknya kembali ke kampung halaman….

Tanpa pernah ia duga sebelumnya, sebuah lamaran tertuju padanya. Tepat pada malam 2 Syawal sebuah harapan itu terungkap padanya, sebuah harapan yang terungkap dari seorang ikhwan shaleh yang ternyata selama ini tengah menantinya. Tanpa pernah ia sadari sebelumnya, sang ustadz yang selama ini menjadi tempatnya berbagi segala keluh kesah, ternyata memintanya untuk menjadi teman dalam mengarungi samudera kehidupan menuju sebuah muara kasih: mardlatillah.

Roda waktu terus berputar, lamaran itu terus berlanjut hingga pada sebuah ikatan khitbah (pertunangan). Di sela-sela senyum dan tangis bahagia orang-orang yang berada dalam acara khitbah tersebut, sang akhwat masih sibuk dengan hatinya. Ia merasa bersalah, karena telah membunuh anugerah yang Allah berikan padanya dua tahun silam…

Beberapa hari sebelum acara khitbah itu dilaksanakan, sang akhwat membagikan perasaan hatinya kepada seseorang yang dekat dengannya. Hingga ia menunjukan sebuah foto yang berada di antara deretan foto-foto alumni salah satu lembaga pendidikan di sana. Dan, tanpa pernah terduga sebelumnya… sebuah ungkapan yang menghentakan jiwa terlontar dari orang terdekat tersebut. Katanya,

“ana kenal dengan orang ini, ukhty…” spontan sang akhwat terkejut.

“Dia ikhwan yang pernah suka sama ukhty, ‘kan?” lanjutnya santai.

“Kata siapa?” sang akhwat meyakinkan kebenaran akan ungkapan itu.

“Kata sahabat ana. Iya, ikhwan itu… hingga saat ini, dia masih belum menikah. Padahal banyak orang tua yang ingin menjadikannya sebagai menantu, bahkan beberapa waktu terakhir ini, ada seorang perempuan yang menawarkan dirinya sendiri kepada ikhwan tersebut…” sang akhwat semakin terhentak.

“Kok bisa?” sang akhwat memancing cerita yang lebih lanjut.

“Karena dia adalah laki-laki yang shaleh, sampai-sampai banyak orang yang suka sama dia, tapi enggak ada seorang pun yang dia terima…”.

” kenapa dia ‘gak mau nerima? ” tanya sang akhwat.

“Karena dia ‘gak suka sama perempuan yang menyatakan perasaannya duluan. Dan kata sahabat ana, karena dari dulu dia nunggu ukhty…” ungkapan itu ditimpali dengan tawa oleh sang akhwat, tawa yang sebenarnya membuat kerongkongannya sakit, menahan mutiara-mutiara halus yang ingin mengalir melalui kedua pelipis matanya.

“Ah, anti bohong, ‘kan?! Masa sampe segitunya?!” dibarengi dengan tawa canda saat itu.

“Ya udah kalo ukhty ‘gak percaya…” sekarang wajahnya tampak serius.

“Ana udah mau dikhitbah, ukhty…. Kenapa ukhty ‘gak ngasih tau dari dulu?” nada sang akhwat tampak menyesal.

“Ana kira ukhty udah tau, terus ukhty nolak dia… Makanya ana diem aja. Ana juga cerita ini karena ukhty nunjukin fotonya di buku itu…” lanjutnya santai.

“Terus sekarang gimana? Acara khitbahnya cuma tinggal dua hari lagi…” sang akhwat melanjutkan.

“Lanjutkan saja khitbahnya, ukhty… InsyaAllah semua ini adalah yang terbaik…” ia masih menjawab dengan nada santai. Obrolan itu terus berlanjut, hingga sang akhwat menceritakan semua perjalanan yang ia lewati, termasuk perjalanan singkat selama enam bulan itu…

-----> NEXT POST.......
 Silahkan saling berbagi bila artikel ini dirasa bermanfaat,salam santun ukhuah fillah.....
by:shalsyabela
=======================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar