Minggu, 20 Mei 2012

Derita bisa jadi nikmat





                                    ~* Derita Bisa Jadi Nikmat *~
                  ======================================


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sebuah pelajaran berharga dari Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah.
Semoga dapat menghibur hati yang
sedang luka atau merasakan derita.

Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan:

Di antara sempurnanya nikmat Allah pada
para hamba-Nya yang beriman, Dia
menurunkan pada mereka kesulitan dan
derita. Disebabkan derita ini mereka pun
mentauhidkan-Nya (hanya berharap
kemudahan pada Allah, pen). Mereka pun
banyak berdo’a kepada-Nya dengan
berbuat ikhlas. Mereka pun tidak
berharap kecuali kepada-Nya. Di kala sulit
tersebut, hati mereka pun selalu
bergantung pada-Nya, tidak beralih pada
selain-Nya.

Akhirnya mereka bertawakkal
dan kembali pada-Nya dan merasakan
manisnya iman. Mereka pun merasakan
begitu nikmatnya iman dan merasa
berharganya terlepas dari syirik (karena
mereka tidak memohon pada selain
Allah). Inilah sebesar-besarnya nikmat
atas mereka.

Nikmat ini terasa lebih luar biasa
dibandingkan dengan nikmat hilangnya
sakit, hilangnya rasa takut, hilangnya
kekeringan yang menimpa, atau karena
datangnya kemudahan atau hilangnya
kesulitan dalam kehidupan. Karena nikmat
badan dan nikmat dunia lainnya bisa
didapati orang kafir dan bisa pula
didapati oleh orang mukmin. (Majmu’ Al
Fatawa, Ibnu Taimiyah, Darul Wafa’,
10/333)

***

Begitu sejuk mendengar kata indah dari
Ibnu Taimiyah ini. Akibat derita, akibat
musibah, akibat kesulitan, kita pun
merasa dekat dengan Allah dan ingin
kembali pada-Nya. Jadi tidak selamanya
derita adalah derita. Derita itu bisa jadi
nikmat sebagaimana yang beliau jelaskan.

Derita bisa bertambah derita jika
seseorang malah mengeluh dan jadikan
makhluk sebagai tempat mengeluh derita.
Hanya kepada Allah seharusnya kita
berharap kemudahan dan lepas dari
berbagai kesulitan.

Nikmat ketika kita kembali kepada Allah
dan bertawakkal pada-Nya serta banyak
memohon pada-Nya, ini terasa lebih
nikmat dari hilangnya derita dunia yang
ada. Karena kembali pada Allah dan
tawakkal pada-Nya hanyalah nikmat yang
dimiliki insan yang beriman dan tidak
didapati para orang yang kafir. Sedangkan
nikmat hilangnya sakit dan derita lainnya,
itu bisa kita dapati pada orang kafir dan
orang beriman.

Ingatlah baik-baik nasehat indah ini.
Semoga kita bisa terus bersabar dan
bersabar. Sabar itu tidak ada batasnya.
Karena Allah Ta’ala janjikan,

ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻳُﻮَﻓَّﻰ ﺍﻟﺼَّﺎﺑِﺮُﻭﻥَ ﺃَﺟْﺮَﻫُﻢْ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﺣِﺴَﺎﺏٍ

“Sesungguhnya orang-orang yang
bersabar, ganjaran bagi mereka adalah
tanpa hisab (tak terhingga).”

(QS. Az
Zumar: 10). Al Auza’i mengatakan bahwa
ganjarannya tidak bisa ditakar dan
ditimbang. Ibnu Juraij mengatakan bahwa
pahala bagi orang yang bersabar tidak
bisa dihitung sama sekali, akan tetapi ia
akan diberi tambahan dari itu.
Maksudnya, pahala mereka tak terhingga.
Sedangkan As Sudi mengatakan bahwa
balasan bagi orang yang bersabar adalah
surga.[1]

Semoga yang singkat ini bermanfaat.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi
tatimmush sholihaat.

Written before Shubuh on 16 Dzulqo’dah
1431 H (24/10/2010), in KSU, Riyadh, KSA
By: Muhammad Abduh Tuasikal

[1] Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu
Katsir, 7/89, Dar Thoyibah, cetakan kedua,
tahun 1420 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar