Kisah Renungan Seorang Wanita dan Tukang Besi -
Cerita Nyata
---------------------------
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ketika si
tukang besi sedang duduk di rumahnya melepas lelah
setelah seharian bekerja, tiba-tiba terdengar pintu rumahnya
diketuk orang. Si tukang besi keluar untuk melihatnya,
pandangannya menubruk pada sesosok wanita cantik yang
tak lain adalah tetangganya.
“Saudaraku, aku menderita kelaparan. Jika bukan karena
tuntutan agamaku yang menyuruh untuk memelihara jiwa
(hifdz al-Nafs), aku tidak akan datang ke rumahmu.
Maukah
engkau memberikan makanan padaku karena Allah?” Tutur
wanita itu.
Ketika itu, memang tengah datang musim paceklik
(kemarau). Sawah dan ladang mengering. Tanah pecah
berbongkah-bongkah. Padang rumput menjadi tandus
hingga hewan ternak menjadi kurus dan akhirnya mati.
Makanan menjadi langka, maka tak pelak kelaparan melanda
sebagian besar penduduk desa itu. Hanya sebagian kecil
yang masih bisa bertahan.
“Tidakkah engkau tahu bahwa aku mencintaim? Akan kuberi
engkau makanan, tetapi engkau harus melayaniku
semalam,” kata tukang besi itu.
Si tukang besi memang jatuh hati kepada tetangganya itu.
Dia merayunya dengan berbagai cara dan taktik, namun tak
juga berhasil meluluhkan hati wanita itu.
“Lebih baik mati kelaparan daripada durhaka kepada Allah,”
ujar wanita itu lagi sambil berlalu menuju rumahnya.
Setelah dua hari berlalu, wanita itu kembali mendatangi
rumah si tukang besi dan mengatakan hal yang sama.
Demikian pula jawaban si tukang besi.
Ia akan memberi makanan asalkan wanita itu mau
menyerahkan dirinya. Mendengar jawaban yang sama,
wanita itupun kembali ke rumahnya.
Dua hari kemudian, wanita itu datang lagi ke rumah tukang
besi itu dalam keadaan payah. Suaranya parau, matanya
sayu, dan punggungnya membungkuk karena menahan
lapar yang tiada tara. Ia kembali mengatakan hal serupa.
Begitu pula jawaban si tukang besi, sama dengan yang
sudah-sudah. Wanita itu kembali ke rumahnya dengan
tangan kosong untuk kali ketiga.
Ketika itulah, Allah memberikan hidayah-Nya kepada si
tukang besi. “Sungguh celaka aku ini, seorang wanita mulia
datang kepadaku, dan aku terus berlaku dzalim kepadanya,”
tutur tukang besi dalam hatinya. “Ya Allah aku bertaubat
kepada-Mu dari perbuatanku dan aku tidak akan
mengganggu wanita itu lagi selamanya.”
Si tukang besi itu bergegas mengambil makanan dan pergi
ke rumah wanita itu. Diketuknya pintu rumah wanita itu.
Tak lama berselang, kerekek…terlihat pintu terbuka dan
muncullah sesosok wanita yang nampak kuyu. Melihat si
tukang besi berdiri di depan pintu rumahnya, wanita itu
bertanya, “Apa keperluanmu datang ke rumahku?”
“Aku bermaksud mengantarkan sedikit makanan yang aku
punya. Jangan khawatir, aku memberinya karena Allah,”
jawab si tukang besi itu.
“Ya Allah, jika benar apa yang dikatakannya, maka
haramkanlah ia dari api di dunia dan akhirat,” tutur wanita
itu seraya menengadahkan kedua tanganya ke langit.
Si tukang besi itu pulang ke rumahnya. Ia memasak
makanan yang tersisa buat dirinya.
Tiba-tiba secara tak
sengaja bara api mengenai kakinya, namun kaki si tukang
besi itu tidak terbakar. Bergegas ia menemui wanita itu lagi.
“Wanita yang mulia, Allah telah mengabulkan doamu,” ujar
si tukang besi.
Seketika itu, wanita itu sujud syukur kepada Allah.
“Ya Allah engkau telah mewujudkan doaku, maka cabutlah
nyawaku saat ini juga.” Terdengar suara lirih dari mulut
wanita itu dalam sujudnya. Allah kembali mendengar
doanya. Wanita itupun berpulang ke Rahmatullah dalam
keadaan sujud.
Demikianlah kisah seorang wanita yang menjaga
kehormatannya meskipun harus menahan rasa lapar yang
tiada tara.
Setiap muslimah mestinya dapat mengambil i’tibar
(pelajaran berharga) dari berbagai kisah wanita sholehah
yang telah diuraikan di muka. Merekalah yang mestinya
dijadikan suri tauladan dalam kehidupan keseharian, bukan
para artis yang menawarkan gaya hidup hedonisme dan
materialisme
Semoga tulisan sederhana ini membawa banyak manfaat
bagi yang membacanya. Segala kesalahan adalah dari saya
pribadi, untuk itu saya mengucapkan mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Dan kebenaran itu mutlak milik Allah
Azza Wa Jalla...
Wallahu Musta'an
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu alla ila ha illa
anta astaghfiruka wa atuubu ilaika . .
Semoga bermanfaat silahkan saling berbagi,salam santunku___________^_^
{shalsyabela}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar